OPTIMASI KINERJA SISTEM PEMBANGKIT HYBRID STUDI KASUS PULAU KARIMUNJAWA

 Nurmela[1], SUTISNA., S.T., M.T[2], Nurul Hiron S.T., M.Eng[3].
Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Siliwangi
Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya

 

ABSTRAK 

Pulau Karimunjawa memiliki sistem kelistrikan yang tidak terinterkoneksi dengan Kabupaten Jepara, dimana suplai energy listrik hanya dari PLTD saja. Hal ini menyebabkan Biaya Pokok Pembangkitan (BPP) menjadi tinggi. Biaya pokok pembangkitan Karimunjawa pada tahun 2018 yaitu Rp. 6500/kWh. Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan yang ada di sistem Karimunjawa yaitu dengan menggabungkan pembangkit konvensional yang sudah ada (PLTD) dengan pembangkit energy baru terbarukan sesuai dengan potensi yang ada yaitu Pembangkit Energi Surya (PLTS).

Pada penelitian ini akan dilakukan analisis dengan melakukan perhitungan LCOE dan BPP untuk mendapatkan nilai optimasi secara ekonomi. Kemudian setelah mendapatkan nilai BPP yang layak, makan akan ditentukan komposisi scenario yang tepat untuk sistem kelistrikan Karimunjawa, setelah mendapat scenario yang tepat maka akan dikaji mengenenai performa sistem dari scenario yang dipilih.

Setelah dilakukukan perhitungan, maka didapat scenario yang tepat untuk sistem kelistrikan Karimunjawa dengan nilai BPP yang lebih rendah dari sebelumnya yaitu Rp. 3724,137997/kWh, dengan PLTS menyuplai 100% di siang hari. Kemudian analisis sistem kelistrikan menunjukan kelayakan saat dilakukan uji kestabilan frekuensi, yaitu frekuensi tidak turun menyentuh batas UFR saat terjadi intermitensi. Kata Kunci: Biaya Pokok Pembangkitan, PLTD, PLTS, kestabilan Frekuensi.

 


Download :

OPTIMASI KINERJA SISTEM PEMBANGKIT HYBRID STUDI KASUS PULAU KARIMUNJAWA  

Terlama